Dia yang lain tertawa ke arahku, tersenyum ke arahku, berbicara di depanku, aku mengaguminya sejauh ini. Dia yang lain pintar dalam segala hal, tapi tak terlalu pintar dalam menarik hatiku, aku masih belum bisa memahaminya secara nyata, hanya dari apa yang dia katakan, kata-katanya bagiku sudah cukup membuatku jatuh cinta lagi.
Dia yang lain punya wajah yang manis, terlalu manis untuk aku kagumi, terlalu manis untuk aku miliki. Dia yang lain yang berwajah cantik apakah pantas dengan aku? Aku sendiri masih terlalu muda untuk memikirkan dia yang berfikiran dewasa, memahami dia, mengerti dia, Dia yang lain memang lain daripada yang lain.
Dia yang lain telah aku kagumi sejak lama, tapi terlalu bodoh aku menyadarinya saat ini, setelah ribuan bahkan jutaan jalan aku lalui aku baru sadar dia yang lain ada di garis start. Dia pilihanku saat ini, rasa yang paling tinggi dan paling aneh yang aku rasakan sejak aku kenal dengan cinta. Aku cinta dia, mungkinkah?
Dia yang lain kini ada di hatiku, bergelut dengan perasaanku, dia menang dalam pertempuran hati, dia mengalahkan semua prajurit cinta dalam hatiku. Dia cukup tangguh untuk aku perjuangkan, cukup berarti untuk aku lindungi, cukup hebat untuk jadi pilihan dalam hati. Aku jatuh cinta pada sikapnya. Aku bimbang.
Dia yang lain memiliki suara yang merdu, seakan di takdirkan untuk bernyanyi bersamaku. Saat kumainkan sebuah nada, kuharap suara dia mengiringi setiap senar yang aku petik. Aku jatuh cinta pada suaranya.
Dia yang lain berjalan mengibaskan rambutnya, membuat pria lemah seperti aku terjatuh dalam pesonanya. Pesonanya melumpuhkan mataku, aku tak lagi mengenal dia dari apa yang aku lihat, kini aku benar-benar merasakan gelombang cinta yang dia berikan. Aku harus putuskan sesuatu, apakah aku harus bahagia bersamanya atau aku harus melihat dia bahagia bersama orang lain nanti?
Dia yang lain, tetap menjadi dia untuk aku simpan dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar