Sabtu, 23 Juli 2016

Haru | Lebaran 2016

Haru di pangkuan ibuku.

        Saat itu suasana lebaran dan aku sedang di rumah. Sepulang dari masjid melaksanakan shalat Idul Fitri kami langsung pulang dan bersilaturahmi dengan tetangga karena kami tidak punya saudara di Medan selain uwa yang tinggal di Marelan. Sudah menjadi tradisi keluarga kami setiap tahunnya melakukan sungkem sepulang shalat. Ayah duduk di kiri dan ibu di kanan, selalu seperti itu formasinya. Lalu kami anak-anaknya bergantian meminta maaf kepada mereka, aku dan ke-tiga adikku. Meskipun adikku yang paling kecil masih berumur 2 tahun namun ntah kenapa dia ikut menangis melihat air mata kami tumpah di kursi sofa. Mungkin dia mengerti.

Jumat, 01 Juli 2016

Mahasiswa

Mahasiswa.
Bukan sekadar mengganti susu dengan kopi hitam. Bukan sekadar tidur di atas jam duabelas malam. Bukan sekadar berpindah kamar dari yang nyaman menjadi kamar kosan tanpa hiburan. Bukan sekadar tugas di atas kertas folio duabelas lembar. Bukan sekadar lepas seragam putih abu-abu. Bukan sekadar mengenal sistem SKS. Sistem kebut semalam. Bukan. Ini soal tanggung jawab yang kau pikul di atas nama "maha" dan "siswa". Karena kita bukan siswa lagi. Kita MAHASISWA.

Setahun aku mengenal bangku perkuliahan dan banyak hal yang membuatku tersadar. Setahun yang lalu aku masuk sebagai mahasiswa baru. Berkalungkan bet nama berformat sama dengan yang lainnya. Kertas berukuran 20x10 sentimeter. Masih tergantung di kamar kos ku. Pertama kalinya aku tidur di kamar kos ku. Masih aku ingat, berlari pukul 4 pagi mencari kendaraan menuju tempat orientasi. Sama dengan yang lainnya. Dan aku yakin juga mereka sama tidak siapnya kala itu. Sampai kapan pun akan teringat.

Sebulan di bangku kuliah mulai mengenal kawan. Semuanya masih berteman. Pencitraan. Bahkan aku pun begitu. Bagaimana pun juga kami baru saling mengenal. Tidak ada perselisihan, tidak ada pilih-pilih teman, tidak ada peng-kotak-kotak-an. Semuanya bersatu, berbaur, seperti sekawanan gajah di padang savana yang kulihat di acara National Geographic. Mengerjakan tugas bersama, makan bersama, semua kami lakukan bersama. Tak kupercaya awalnya bisa sekumpulan orang yang baru kenal bisa begini akrabnya.

Lalu satu persatu mulai mengasingkan diri. Mencari temannya sendiri-sendiri. Satu dua mulai memisahkan diri. Bersatu dengan mereka yang memiliki passion yang sama. Tak bisa dipungkiri kadang aku pun begitu. Meskipun tak selalu begitu. Aku selalu mencoba berbaur dengan semua orang. Walau terkadang pada akhirnya aku tinggal sendiri. Terkadang aku bingung hendak kemana sehabis kelas berakhir. Lagi-lagi segelas kopi. Atau sepiring nasi di Warung Tegal. Dengan menu yang itu-itu saja. Ikan tuna kesukaanku. Lalu aku pulang lantas bernyanyi dengan gitarku.

Bicara soal kuliah bicara soal tugas. Jurusanku akuntansi. Selalu ada tugas dari dosen. Selalu ada alasan untuk tidak segera mengerjakan tugas. Selalu begitu. Selalu menumpuk. Sudah berapa kali terjadi tapi diulangi lagi. Selalu nanti, selalu ada saja nanti, selalu ada niat untuk berubah tapi selalu saja nanti. Sama saja seperti SMA. Tidak berubah sifatnya, hanya berubah tempatnya. Ini yang harus di perbaiki. Kebiasaan. Ntah kapan kedewasaan tumbuh dalam diri kami. Kedisiplinan, kerajinan, ketelitian dan lainnya.

Namun begitu semangat untuk berusaha untungnya masih hidup dalam jiwa-jiwa kami. Semoga tak padam sampai kami wisuda nanti.

Bersambung.
Sampai.. Ntah kapan akan disambung.
Hidup Mahasiswa!