Rabu, 14 Agustus 2013

My Bus Holiday

       Perjalanan wisata gua dengan keluarga kemarin mungkin adalah salah satu moment paling berharga dalam hidup gua. Naik bis pariwisata sekeluarga menuju pantai Loji, dilanjutkan ke Pantai Pelabuhan Ratu. sekitar 3-4 jam perjalanan dari kota Bandung sampai ke pantai. Rintangan yang dihadapi bukan main, mulai dari macet, jalan rusak, sampai pegunungan yang bila bus sebesar ini ingin melewatinya harus bolak-balik mundur maju untuk bisa mencapai tanjakan berikutnya.


       Pantai Loji, Begitu kami sampai, kami tertegun dengan pemandangan yang di sajikan oleh alam. Anugrah dari Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma ini harus kita jaga dengan sebaik-baiknya.
Bus di parkirkan di depan sebuah hotel Pantai Selatan, begitu orang sini menyebutnya, karena Loji sebenarnya adalah nama desa di pantai ini (wawancara penjaga toilet). Karena hal pertama yang terfikir dalam otak gua saat sampai disini ialah : mencari toilet (kalo buangnya di laut kan malu).

       Sejenak meregangkan otot-otot yang tegang karena berlama-lama duduk di dalam bus, gua dan segenap keluarga memutuskan untuk berjalan-jalan menelusuri pantai ini. Di daerah sini ada kuil namanya Kuil Dewi Quan In. Gua gak tau gimana cara nulisnya. Kuil ini berada di puncak gunung pesisir pantai Loji. Gapura yang ada di depan mirip seperti gapura yang ada di Bali.

       Bicara soal pantai, pantai disini gak bisa di pake berenang, karena banyaknya batu karang di pesisir memnyebabkan tingginya resiko kalo kita berenang di sini. Jadi daerah ini sebenarnya untuk orang-orang yang mau liat kuil aja. Ini recomended Place loh, pemandangan disini bukan main bagusnya. Salahnya gua ga punya kamera :(

       Karena kita bosen banget di pantai Loji, akhirnya dewan memutuskan untuk berhijrah ke pantai Pelabuhan Ratu. Bus pun bergerak, jaraknya lumayan deket dari pantai Loji, tapi karena padatnya kendaraan yang lewat sini akhirnya memakan waktu sampai satu jam juga. Bosen banget kan dalem bis terus.

       Pantai Pelabuhan Ratu. Di sini baru boleh berenang! Setelah sampai di pantai, bis parkir di tempatnya, kita-kita langsung aja pada buka baju buat berenang! Cihuy!! Gua dan sodara gua sewa pelampung yang harganya15 ribuan. Cukuplah buat main-main. TAPI! Baru sebentar kita berenang, datang seorang Life Guard bawa sirine yang bunyinya kaya ambulance lagi bawa mayat kesurupan. Dia bilang kalo pantai berbahaya, ada ubur-ubur yang mematikan, dan ombak yang semakin besar. Pengunjung kecewa!

       Yaudah deh, main pasir aja kita bikin istana yang gede pake terowongan, jembatan, tapi jangan pake es ya mbak. Lagi enak-enaknya main pasir, kita nemuin ubur-ubur! Ubur-ubur yang gua maksud bukan yang unyu kaya di film spongebob, tapi ubur yang mematikan. Seorang anak di depan mata gua tersengat saat lagi berenang, dari kulitnya timbul ruam-ruam kaya biduran, lalu setelah agak lama, dari telingan dan hidungnya dan mulutnta, keluar darah (gua pergi karna jijik).

       Semakin malam semakin mengerikan di pantai ini, akhirnya kita ganti baju dan bersiap untuk makan! Sepiring ikan bakar dengan sambal kecap sungguh nikmat saat perut kelaparan setelah lelah bermain di pantai. Sekarang kita siap untuk pulang ke rumah!

       Semua barang telah di masukan ke dalam bus, seluruh awak telah berada di posisinya, para penumpang dipersilahkan untuk memasuki bus dan menempati kursinya masing-masing. Gua duduk di paling belakang karena di belakang emang anak-anak semua sih. 

       Satu jam pertama di dalam bus masih terasa menyenangkan, mengobrol santai tentang apapun bisa jadi menyenangkan, perbekalan cemilan yang dibawa pun jadi teman ngobrol yang paling renyah. Obrolan ini menemani kami sampai jam ke dua.. tiga.. lalu kami bosan dan sedikit terlelap.

       Tiga jam berlalu, para penumpang mulai gelisah, kebanyakan dari mereka pengen buang air kecil, terkecuali gua yang pingin boker. Sistim jalan buka-tutup membuat kita punya waktu berjalan selama lima menit dan menunggu selama lima belas menit untuk lima menit berikutnya (gausah di pikirin). Artinya kita punya waktu 15 menit buat cari toilet umum.

       Sekitar 10 orang keluar dari dalam bus, di depan kami ada mesjid, pasti ada wc di belakang. Dan bingo! ada wc nya tapi cuma satu, artinya setiap orang punya waktu 1 menit buat buang air seninya. Tapi mala petaka datang, rombongan bis di depan ternyata mengeluarkan anggotanya untuk menjajah toilet kami. Mereka dari Medan, gua gak ngerti kenapa mereka gak ngerti sama yang namanya budaya antree. Begitu datang langsung menyalip dan nyelonong masuk ke toilet. Memotong barisan kami yang dari tadi nungguin sambil pasang muka gak tahan. Beberapa dari mereka saking gak tahannya pipis di pojokan. Padahal mereka semua perempuan. Sungguh perjalanan gila ini telah membuat mereka jadi benar-benar gila.

       Seorang saudara gua bahkan pipis di depan rumah orang, setelah beberapa saat dia teriak, "Bis nya sudah jalan!". Itu artinya 15 menit kami sudah habis. Kami langsung berlari menuju bis yang sistem bukanya telah berjalan sekitar 1 menit, masih ada 4 menit lagi sebelum mobil yang dibelakang mengamuk membunyikan klakson yang bikin keadaan makin kacau. Mision Sukses, semua anggota telah kembali pada tempat duduknya. Perjalanan selama 3 jam belum membuahkan hasil. Jika tidak macet kita mungkin sudah tidur di rumah.

       Karena bosan, kami yang dibelakang membuat permainan. Apa saja kami mainkan sampai permainan yang terakhir adalah siapa yang bisa tidur dengan cepat. adek gua menang. dan semua telah tertidur.

***

       12 jam Perjalanan wisata gua dengan keluarga kemarin mungkin adalah salah satu moment paling berharga dalam hidup gua. Naik bis pariwisata sekeluarga menuju pantai Loji, dilanjutkan ke Pantai Pelabuhan Ratu. sekitar 3-4 jam perjalanan dari kota Bandung sampai ke pantai. Rintangan yang dihadapi bukan main, mulai dari macet, jalan rusak, sampai pegunungan yang bila bus sebesar ini ingin melewatinya harus bolak-balik mundur maju untuk bisa mencapai tanjakan berikutnya.

       12 jam telah berlalu sejak kami meninggalkan pantai Pelabuhan ratu sekitar pukul 18.00 WIB, dan sekarang sudah fajar, sinar sang surya yang menembus jendela bus pariwisata menyadarkan kami yang berada di dalamnya. Dan kami masih ada di dalam hutan. 12 jam dan masih di daerah pelabuhan ratu, perjalanan apa? itu namanya kita lagi di atasa treadmill!

       Seluruh tubuh gua udah gak ada rasanya, tidur dalam posisi duduk bukanlah hal yang baik. dari kepala, leher, pinggang, paha semuanya pegel. Koyok cabe udah menutupin badan gua, percis kaya nenek-nenek di kampung yang usianya udah gak lama lagi. Dan gua dengan segenap kepegelan ini merangkak keluar karena bus berhenti disebuah tempat peristirahatan. Hal pertama yang gua cari adalaaaaah : WC.

       Beruntung di tempat ini ada toilet, tapi bukan toilet yang gua bayangkan. Ga ada kloset sama sekali di dalamnya, dan ada tulisan : Dilarang buang air besar. Mampus.

       Beruntung di situ ada tempat makan, meski perut gua penuh dengan sampah, gua tetep aja masih lapar. Perbekalan di dalam bus sudah habis sebelum tengah malam dan kita belum makan apa-apa. Daaaaan setelah gua selesai makan gua melihat seberkas cahaya dibelakang dapur : Toilet yang ada klosetnya. Gua minta izin sama yang punya warung dan betapa terharunya gua saat di izinkan boker.

       Sesudah makan (dan boker), kita senam sikat miring yang ada di tv Net. Terus kita lanjutin perjalanan. Gua di drop di rumah nenek gua sekitar jam 10.00 WIB. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu 2 jam sekarang telah kami tempuh selama hampir 20 jam di dalam bus. Mengerikan, menyenangkan, dan tak terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar