Jumat, 06 Mei 2016

Sebuah Aplikasi Anti Jomblo



Mereka bilang sendiri itu sepi, mereka bilang sendiri itu terasing, mereka bilang sendiri itu anti sosial, dan apapun itu. Aku pikir sendiri itu mandiri, sendiri itu tenang, sendiri itu produktif, sendiri itu jati diri, tapi tidak.

Setelah teman-teman ku pergi dengan urusan mereka sendiri, aku sendiri di pinggir jalan di depan warnet. Menatap orang-orang yang lewat berharap ada yang kukenal dan kuajak nongkrong di warung kopi untuk sekedar berbagi cerita atau membahas kemajuan dunia yang kian hari kian tak masuk akal. Beberapa menit di pinggir jalan, mengirim pesan di grup kampus dan mereka masih sibuk dengan urusan mereka. Akhirnya aku pulang.

Beberapa pekan yang lalu temanku mengenalkan sebuah aplikasi menilai orang dari wajahnya yang dinamai Tinder. Semacam apikasi mencari jodoh yang menampilkan foto profil dan beberapa patah kata dari user-nya. Fungsinya untuk sekedar berkenalan lalu terserah anda. Yang kita lakukan tinggal pencet love kalau suka atau tanda silang jika tidak suka. Pertama aku pikir, Aplikasi macam apa ini? Hahah. Tapi boleh juga dicoba. Akhirnya aku download.

Aku pikir cewe-cewe yang terlibat aplikasi ini adalah cewe-cewe yang telah terkena seleksi alam yang selama hidupnya hanya memikirkan jodoh dan dikarenakan suatu sebab tak ada yang cocok maka dia terlibat aplikasi ini. Tapi setelah beberapa foto aku slide dan baaanyaaaaak sekali cewe yang cantik. Ow ow ow. Meskipun sepertinya mereka sangat lihai dalam hal mengedit foto. Oh iya di aplikasi ini kita bisa ngobrol kalo sama-sama mencet love.

Setelah beberapa swipe tiba-tiba muncul notifikasi, “You Got A Match!”. Wow hahah ada juga yang nge love. Disertakan jarak sejauh 4km tanpa biodata dengan usia 19 tahun. Sekedar ingin tahu saja, dan akhirnya ku biarkan begitu saja tanpa obrolan apapun.

Singkat cerita setelah beberapa minggu aplikasi itu bersarang di smartphone ku, udah 6 orang yang match. Mulai dari mahasiswa sampai kasir toserba, hahah. Ada seorang temanku yang dapet sampai 15 match wuaw ngerasa ganteng ya mas. Ya aku dapet 6 aja sukur loh mas itu juga separohnya foto yang udah di edit di 17 aplikasi filter dan kawan-kawan. Akhirnya aku putuskan buat meng uninstall si Tinder.

Buat yang fotonya ok sih oke oke aja, sempat aku kasih aplikasi ini sama seorang kawan yang udah lama jomblo. Katanya seumur hidup baru sekali pacaran, pas smp. Iya kali smp. Dan sampai sekarang sedihnya gaada satupun yang match di Tinder-nya. Yang sabar toh mas. Jodoh ga dateng dari aplikasi semacam itu. Ya sih dia anaknya agak aneh. Ntah bermimpi jadi apa kerjaannya kayanya cuma fitnes, karena badannya yang bagus, pake kaos ngetat, botak, berewokan, dan kalo difoto nunjukin jemmmmpol nya ke depan, ntah berkiblat kemana anak itu. Yang pasti kalo Solat ya ke Ka’bah.

Daaan akhir cerita, aku yang daritadi sendiri sekarang senyum-senyum sendiri. Hiburannya cuma nulis kaya gini, ya lucu juga kagak. Sambil dengerin lagu Arctic Monkey ditemani secangkir kopi. Liburan kali ini yang katanya libur panjang padahal cuma 4 hari, kemarin sih disuruh pulang ke Medan, tapi pengen di Bandung aja, dan akhirnya Bandung penuh sama orang Jakarta. Macet. Panas.

Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar