Rabu, 12 Februari 2014

Lima Puluh Cinta Kita

Kumulai dengan cinta.
Berteman dengan seorang wanita yang tidak pernah kusangka akan membuatku jatuh cinta.
Orang yang dulunya aku kenal sebagai teman biasa kini aku punya rasa yang luar biasa.
Dia adalah temanku, tetap menjadi teman walau telah menjadi yang lain.

Yang menemani aku saat tak ada lagi yang tersisa saat tengah malam.
Saat tak ada lagi yang tersisa di dalam otak untuk aku fikirkan.
Saat tak ada lagi yang bisa kulihat, hanya matamu, mata indahmu yang tersisa yang menatapku dan membuat aku tersenyum hingga aku benar-benar kehilangan akalku.

Aku cinta dia saat pagi menjemput hingga malam terlarut.
Orang pertama yang terfikirkan setiap aku bangun dan orang terakhir yang kuucapkan selamat malam saat aku akan tertidur.
Pagiku semakin cerah, malamku semakin indah, karnamu aku tersenyum dalam lelapku dan tersenyum saat terbukanya mataku.
Tak terhitung lagi kata cinta yang telah aku ucapkan sehingga aku benar-benar tak ingin melepaskan. Dan dia benar-benar telah berada disini untuk aku ucapkan cinta sekali lagi.

Cinta itu telah menenggelamkan kita dalam kemurniannya. Tapi kita masih bertahan tanpa kehilangan sedikitpun kesadaran, aku masih sadar dan dia masih disini untuk aku sayang.
Hampir tiga bulan kapal berlayar dan aku masih berdiri kokoh memacu kemudi kapal. Sang penguasa hati masih disana, duduk manis dalam keadaan utuh seperti saat pertama kami berlayar. Kapal ini tak akan kubiarkan karam.

Lebih dari dua puluh  cinta telah dia berikan, masih ada sekitar tiga puluh lagi yang harus kami selesaikan. Tapi sepertinya tak akan pernah selesai, lima puluh cinta itu mungkin akan terus bertambah hingga lima puluh ribu lagi bahkan lebih. Siapa yang tahu, hanya aku dan dia dan Tuhan lah yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar