Senin, 14 Desember 2015

Akhir Tahun


Akhir Tahun.

        Kembali lagi mengingat betapa bahagianya aku dulu. Pergantian tahun yang aku lalui dengan kembang api dan wanita yang aku cintai. Aku tak tahu kini karena sekarang aku sendiri. Bahkan tak ditemani secangkir kopi saat menulis pesan yang akan kutujukan ntah kepada siapa. Hanya jarum jam yang terus berdetak menunjukan pukul setengah duabelas yang mengiang di telingaku. Selalu terbayang dalam tidurku saat aku mencoba bangkit dari mimpiku. Ah sudahlah cukup pembukaannya.



        Ntah kemana aku yang dulu. Yang selalu mencari hati untuk aku cintai. Yang selalu berusaha mendapatkan hati siapapun yang aku suka. Yang selalu berusaha menarik perhatian kaum hawa. Aku yang hari ini sudah berbeda. Tiada lagi kontak mata yang membuatku tersenyum dalam hati, berusaha menarik perhatian orang yang aku sukai. Pernah sesekali namun tak pernah berhasil. Selalu dia memalingkan diri, menjauh dari aku yang berusaha membuatnya jatuh cinta kepada aku yang sederhana. Mungkin aku tak sebaik dulu. Atau mungkin sikapku menunjukan aku tak serius kepadamu?

        Kepada dia yang jauh disana. Tidak terlalu jauh, hanya dipisahkan oleh waktu yang tak pernah ada restu. Suaramu tak merdu, namun kau berbeda. Kau bukan penyanyi yang aku cari, kau bukan pelangi yang aku tunggu, lantas apa? Kau musik yang mengiringi aku, kau cahaya yang membuat pelangi, kau sang putri, kau buat aku frustasi, kini kau tak membalasku lagi? Apakah waktu membuatmu lupa kalau aku selalu ada untukmu? Ataukah kau sedang menungguku?

        Aku hanya tak yakin akan perasaanku, aku takut kehilanganmu, bukan ingin menggantungmu, bukan ingin membuatmu menunggu, hanya perasaanku enggan mengatakan kaulah cintaku, apakah kau mampu mengganti segala resahku menjadi merah jingga kuning hijau biru, apakah aku mampu membuat segala resahmu menjadi cahaya dibalik hujan yang kau rindu? Aku masih disini berfikir sembari mendoakanmu.

        Jikalau mereka bertanya akan keadaanku, apakah aku rindu masa-masa dulu, apakah aku bahagia sekarang, atau apa?

        Maafkan aku, semua salahku, namun aku tak pernah menyesali keputusanku berada disini. Aku disini pasti karena Tuhan yang menempatkanku, karena ada sesuatu yang baik untuku, untukmu, untuknya, bukan, untuknya maksudku.

        Beberapa hari ini aku mencoba kembali melakukan lucid dream, keadaan dimana kita tersadar dalam mimpi. Sulit melakukannya diatas kasur yang busanya mulai habis dimakan waktu, bahkan aku mulai jarang bermimpi, mimpi-mimpi saat aku masih kecil kini lenyap saat aku masuk kelas akuntanis. Huh.

        Akhir tahun ini aku tutup dengan tulisan terakhir di tahun 2015. Selalu berdoa agar tahun 2016 bisa lebih baik. Sampai jumpa di post tahun 2016!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar