Akhir Tahun.
Kembali lagi mengingat betapa
bahagianya aku dulu. Pergantian tahun yang aku lalui dengan kembang api dan
wanita yang aku cintai. Aku tak tahu kini karena sekarang aku sendiri. Bahkan
tak ditemani secangkir kopi saat menulis pesan yang akan kutujukan ntah kepada
siapa. Hanya jarum jam yang terus berdetak menunjukan pukul setengah duabelas
yang mengiang di telingaku. Selalu terbayang dalam tidurku saat aku mencoba
bangkit dari mimpiku. Ah sudahlah cukup pembukaannya.
Ntah kemana aku yang dulu. Yang selalu
mencari hati untuk aku cintai. Yang selalu berusaha mendapatkan hati siapapun
yang aku suka. Yang selalu berusaha menarik perhatian kaum hawa. Aku yang hari
ini sudah berbeda. Tiada lagi kontak mata yang membuatku tersenyum dalam hati,
berusaha menarik perhatian orang yang aku sukai. Pernah sesekali namun tak
pernah berhasil. Selalu dia memalingkan diri, menjauh dari aku yang berusaha
membuatnya jatuh cinta kepada aku yang sederhana. Mungkin aku tak sebaik dulu. Atau
mungkin sikapku menunjukan aku tak serius kepadamu?
Kepada dia yang jauh disana. Tidak
terlalu jauh, hanya dipisahkan oleh waktu yang tak pernah ada restu. Suaramu tak
merdu, namun kau berbeda. Kau bukan penyanyi yang aku cari, kau bukan pelangi
yang aku tunggu, lantas apa? Kau musik yang mengiringi aku, kau cahaya yang
membuat pelangi, kau sang putri, kau buat aku frustasi, kini kau tak membalasku
lagi? Apakah waktu membuatmu lupa kalau aku selalu ada untukmu? Ataukah kau
sedang menungguku?
Aku hanya tak yakin akan
perasaanku, aku takut kehilanganmu, bukan ingin menggantungmu, bukan ingin
membuatmu menunggu, hanya perasaanku enggan mengatakan kaulah cintaku, apakah kau
mampu mengganti segala resahku menjadi merah jingga kuning hijau biru, apakah
aku mampu membuat segala resahmu menjadi cahaya dibalik hujan yang kau rindu?
Aku masih disini berfikir sembari mendoakanmu.
Jikalau mereka bertanya akan
keadaanku, apakah aku rindu masa-masa dulu, apakah aku bahagia sekarang, atau
apa?
Maafkan aku, semua salahku, namun
aku tak pernah menyesali keputusanku berada disini. Aku disini pasti karena
Tuhan yang menempatkanku, karena ada sesuatu yang baik untuku, untukmu, untuknya,
bukan, untuknya maksudku.
Beberapa hari ini aku mencoba
kembali melakukan lucid dream,
keadaan dimana kita tersadar dalam mimpi. Sulit melakukannya diatas kasur yang
busanya mulai habis dimakan waktu, bahkan aku mulai jarang bermimpi,
mimpi-mimpi saat aku masih kecil kini lenyap saat aku masuk kelas akuntanis. Huh.
Akhir tahun ini aku tutup dengan
tulisan terakhir di tahun 2015. Selalu berdoa agar tahun 2016 bisa lebih baik. Sampai
jumpa di post tahun 2016!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar