Rabu, 26 Oktober 2016

Untuk Siapa Lagi?

        Sudah terlalu banyak teruntuk dia yang di sana. Bukan lagi dia yang aku kejar selama ini. Dia tidak pernah menginginkan aku yang terobsesi padanya. Barangkali aku memang tak pantas untuk jadi orang yang selalu ada untuknya. Atau mungkin karena aku yang memang tidak pernah ada untuknya.


        Berulang kali aku berkata dalam hati untuk serius kepadanya. Tetapi ntah kenapa ada saja sesuatu yang membuatku berpaling darinya. Sesuatu yang membuatku lupa akan niat ku sesungguhnya. Dia. Lagi. Membuat kepalaku berfikir dua kali untuk mengikuti apa yang aku mau. Bukan apa yang aku butuhkan. Mungkin dia. Memang hanya sekedar apa yang aku inginkan, bukan apa yang aku butuhkan.

        Setahun sudah, mungkin lebih. Masih belum bisa aku mendapatkannya. Masih belum bisa aku masuk ke dalam hatinya. mengetuk saja dia mengusir. Bernyanyi dia menutup telinga. Belum bisa atau mungkin memang tidak bisa. Kata mereka butuh usaha ekstra. Tapi menurutku tidak. Jika dia emang ingin aku tidak butuh usaha ekstra. Aku hanya butuh sedikit usaha untuk membuat seseorang jatuh cinta, biasanya. Mungkin. Usaha ekstra aku simpan saat kita mulai saling cinta.

        Jika ditanya apakah aku masih penasaran akan dia. Aku akan menjawab tidak. Aku sudah mengerti apa yang ada di dalam hatinya. Bukan tak bisa aku luluhkan tetapi aku tidak ingin memaksanya. Itu saja. Yang aku butuhkan adalah murni dari dalam hatinya. Bukan membuatnya jatuh cinta dalam waktu satu minggu. Bukan membuatnya cinta dengan kepalsuan dalam beberapa minggu. Tapi apakah dia mengenalku selama satu tahun ini? Kurasa tidak. Dan akupun tidak begitu mengenalnya selama satu tahun ini.

        Lalu, untuk siapa lagi surat ini aku berikan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar